Sabtu, 16 April 2011

Karena aku bukan perempuan pelukis perasaan 4: Surat untuk Salman Alfarisi

Untuk: Salman Alfarisi

            Seandainya aku berusaha sungguh-sungguh mulai dari awal lagi untuk menjadi wanita yang sebaik-baiknya, apakah kau bisa menyukaiku? Apakah cinta seorang laki-laki itu bisa berubah?
            Aku tidak tahu bagaimana caranya mendekati laki-laki karena aku bukanlah seorang wanita  yang menarik, aku bukan seorang wanita  yang bisa memberi perhatian setiap hari, dan aku juga bukan wanita yang mengerti menjalankan prinsip jinak-jinak merpati. Melainkan aku hanya seorang wanita yang selalu mencintai kamu, selau mendoakan kebahagiaan untukmu, dan dengan senang hati selalu setia menunggu cintamu.
            Saat ini wajahmu bagaikan imajinasi di benakku, tetapi namamu begitu kuat telah melekat di diriku. Aku masih ingat warna kesukaanmu adalah biru dan makanan kesukaanmu adalah Mie Ayam. Kamu yang pelajaran olahraganya adalah hari Kamis dan pelajaran itu dipotong oleh jam istirahat membuat aku selalu bisa memerhatikanmu berolahraga. Kalau kamu sakit kamu tidak pernah makan obat, cukup makan mie yang panas maka penyakitmu akan sembuh. Kamu tidak pernah beraktivitas di luar setiap jam 11.00-14.00 karena suhu sangat panas sehingga kulitmu bisa hitam. Kamu adalah anak bungsu dari lima bersaudara, kakak perempuan tertuamu lahir tahun 1969 dan keponakan pertamamu lahir pada tahun yang sama denganku. Matamu yang tajam bagaikan mata Elang, Hidungmu yang sangat mancung, wajahmu yang lonjong, bahkan tanggal lahirmu yang ada dua antara 24 Mei ataupun 24 September pun aku ingat. Aku masih ingat dengan baik semua tentangmu. Jika harus ditulis, seribu halamanpun bisa kurangkai kata-kata tentangmu dengan begitu indah. Karena kamu adalah istemewa sehingga aku akan selalu mengingat hal yang aku tahu tentang kamu dengan sangat baik.
            Kak Salman, Ada 54.000 orang lebih yang bernama Salman Alfarisi, tetapi kau tidak ada diantara mereka. Oleh sebab itu, tolong bacalah suratku dan pahamilah.
            Kak Salman, Kali ini lihatlah aku sebagai seorang wanita yang berusaha menjadi yang terbaik untuk orang yang dicintainya. Seandainya cinta laki-laki itu bisa berubah, bisakah kakak memberikanku kesempatan? Bisakah kamu memberiku kesempatan menjadi wanita terbaik untuk orang yang aku cintai dan bisa memberikan kesan baik kepadamu. Mungkin saat ini, kamu telah mencintai orang lain, tetapi bisakah kakak juga melihat bahwa ada wanita lain yang menyukai dan selalu dan akan terus berusaha menjadi yang terbaik untuk kakak. Kak Salman Alfarisi, yang sangat aku sukai dalam diamku, sangat berterima kasih jika kakak bisa memahami perasaanku. Tunggulah aku, saat ini aku adalah seorang wanita yang akan terus tumbuh dalam musim kering dan ketika musim semi telah tiba maka aku akan datang kepadamu. Saat itu aku telah menjadi wanita terbaik untukmu.
            Kakak, aku tidak akan mungkin mempunyai keberanian mengatakan ini langsung kepadamu. Kakak, untuk melihat wajahmu saja aku tidak akan sanggup apalagi jika harus berbicara kepadamu. Semoga Tuhan benar-benar akan mempertemukan aku padamu dan memberikanku kesempatan untuk menjadi wanita terbaik untuk orang yang dicintainya suatu saat nanti.
            Kakak, ketahuilah bahwa aku menyukaimu bukan karena kakak adalah laki-laki yang sebaik-baiknya, melainkan karena ada sesuatu pada diri kakak yang aku sendiri tidak tahu apa yang membuatku suka. Kakak bisa mengetahui perasaanku saja sungguh sangat berterima kasih. Seandainya aku berusaha sungguh-sungguh mulai dari awal lagi untuk menjadi wanita yang sebaik-baiknya, apakah kakak akan menyukaiku? Apakah cinta seorang laki-laki itu bisa berubah?


Dari: Seorang wanita yang sangat menyukai Kak Salman Alfarisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar