Senin, 08 November 2010

Nisa: "Cinta ini untukmu" ****part two****

Kota Palembang adalah salah satu kota besar di Indonesia yang juga merupakan ibukota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Secara geografis, Palembang terletak pada 2°59′27.99″LS 104°45′24.24″BT. Luas wilayah Kota Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Letak Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatera. Selain itu di Palembang juga terdapat Sungai Musi, yang dilintasi Jembatan Ampera, yang berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah. Suhu kota berkisar antara 23,4 - 31,7 derajat celsius. Penduduk Palembang merupakan etnis Melayu, dan menggunakan Bahasa Melayu yang telah disesuaikan dengan dialek setempat yang kini dikenal sebagai Bahasa Palembang. Namun, para pendatang seringkali menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari, seperti bahasa Komering, Rawas,Musi dan Lahat. Pendatang dari luar Sumatera Selatan kadang-kadang juga menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari dalam keluarga atau komunitas kedaerahan. Namun untuk berkomunikasi dengan warga Palembang lain, penduduk umumnya menggunakan bahasa Palembang sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Selain penduduk asli, di Palembang terdapat pula warga pendatang dan warga keturunan, seperti dari Jawa, Minangkabau, Madura, Bugis, dan Banjar. Warga keturunan yang banyak tinggal di Palembang adalah Tionghoa, Arab dan India. Agama mayoritas di Palembang adalah Islam. Selain itu terdapat pula penganut Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Warga Palembang banyak menggunakan bus dan angkutan kota sebagai sarana transportasi. Selain menggunakan bus dan angkot, transportasi taksi juga banyak digunakan masyarakat. Terdapat beberapa perusahaan taksi yang beroperasi di penjuru kota. Selain taksi dan angkutan kota di Palembang dapat ditemukan bajaj yang berperan sebagai angkutan perumahan, dimana setiap bajaj memiliki kode warna tertentu yang hanya boleh beroperasi di wilayah tertentu di kota Palembang. Sebagai sebuah kota yang dilalui oleh beberapa sungai besar, masyarakat Palembang juga mengenal angkutan air, yang disebut ketek. Ketek ini melayani penyeberangan sungai melalui berbagai dermaga di sepanjang Sungai Musi, Ogan dan Komering. Pempek merupakan makanan khas Palembang yang telah terkenal di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu. Pusat perbelanjaan Kota Palembang ada di beberapa tempat, yaitu  Palembang Indah Mall, merupakan mall terbaru di Palembang. Terdapat anchor tenant seperti Hypermart, Ace Hardware, Index Furnishings, dll. Palembang Square, merupakan mall teramai di Palembang. Terdapat anchor tenant seperti Carrefour, Grand JM, dll. Palembang Trade Centre. Internasional Plaza, merupakan mall tertua di Palembang. Juga merupakan pusat handphone terbesar di Sumatera Bagian Selatan. Terdapat anchor tenant seperti Matahari Department Store, Superindo, dll.

Sudah dua tahun aku tinggal di kota Palembang, tetapi baru kali ini terpikirkan untuk mengetahui lebih jauh informasinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 02.30 WIB, kenapa mataku belum mengantuk juga. Pasti gara-gara melihat diari masa lalu jadi gak bisa tidur.
Tapi, tunggu dulu, ada yang menarik di website tadi. Wahhh,,, tentang UNSRI...

Universitas Sriwijaya saat ini menempati urutan ke-15 Universitas Terbaik di Indonesia versi Webometrics Juli 2010. Peringkat Universitas Sriwijaya dalam pemeringkatan World Class University versi Webometrics terus mengalami peningkatan sejak edisi Januari 2009 (peringkat ke-37), edisi Juli 2009 (peringkat ke-29), dan edisi Juli 2010 (peringkat ke-15). Untuk wilayah sumatera, Universitas Sriwijaya menempati peringkat ke-1 yang kemudian diikuti oleh Universitas Lampung (Unila), Universitas Sumatera Utara (USU) dan Universitas Riau (Unri).

Exited banget aku membaca ini, Universitas yang aku tempati begitu dihargai dan berprestasi... Ngantuk sekali rasanya, tetapi sebelumnya lebih baik Sholat dulu. Mama yang pertama kali mengajarkanku untuk membiasakan Sholat Tahajjud pada 1/3 malam terakhir. Aku ingat sekali kata-kata mama.
”Kutew, kamu usahakan selalu tahajjud ya, saat itulah kita bisa memohon ampun dan selalu minta perlindungan kepada Allah, ya nak ya...”
            Ahhh, emang segar sekali rasanya stelah mengambil wudhu. Rasanya tubuh ini menjadi bersih dan suci kembali..



”Halo, kenapa ma...”

”Bangun tew, udah jam setengah 6, kamu sudah sholat belum?

”Belum ma, tidur malam jadi gak dengar bunyi alaram..”

”Cepatla sholat, dimatiin ya telponnya.”

Tut..tut..tut..

Pusing sekali, rasanya ingin tidur lagi, tapi sebelumnya harus Sholat dulu. Aku berusaha bangkit dan menguatkan diri untuk berjalan.

07.30 WIB.

”Iya cut, tunggu bentar, pake kaos kaki dulu.”

Aduhhh, telat lagi kan, dasar Nisa lelettt..harini ini Kuliah sampai pukul 15.30, benar-benar bakal membosankan ini...

”Bu Boskie, lama bener siy?”

”Biarin, Boskie aja gak pernah marah aku telat kok din...”

”heh, pagi-pagi sudah gangguin pacar orang”, ujar Yoga meotong pembicaraan.

”Kenapa la kalian ini, lihat tu Nis, anakmu sudah menanti dari tadi kelaperan dia”, Icut ikutan berceloteh meledek Nisa

Nisa...Nisa...malang benar nasibmu deiangkat jadi bu Boskie.... biarin, daripad mereka hanya Boskie Rangers tanpa embel-embel lain, hahahaha...

”Nisa, malam tadi bang Agung datang ya??”, Pak Anwar, bapak kosan langsung keluar setelah mendengar beberapa obrolan kami.

”Iya Pak, Kuliah dulu ya pak.”, kami pun permisi pamit.

”Cut, kuncinya bawa ya, nanti mungkin bapak mau pergi dan pulang sore.”

”Iya pak, kami berngkat dulu, assalamu’alaikum.”

”Iya, ’alaikumsalam.”

Inilah aku saat ini, Seorang Mahasiswa kedokteran sebuah universitas yang katanya terbaik di Sumatera. Sebenarnya biasa saja, gak ada yang terlalu istimewa dengan predikat mahasiswa kadokteran. Sama seperti waktu SMA, belajar kemudian ujian, hanya bedanya kali ini pelajarannya lebih spesifik megenai medis. Satu kelebihannya kita bisa mengetahui tentang tubuh kita sendiri. Iya, itu adalah alasan pertama aku untuk memilih jurusan ini. Aku bukan tipe mahasiswa yang lebih melihat dari sisi negatif suatu keadaan. Terkadang memang muncul rasa penyesalan telah memilih kuliah di sini, segala sesuatu pasti ada kekurangan dibalik kelebihannya. Tetapi, aku selalu berusaha meyakinkan diri sendiri untuk selalu tetap semangat dengan tujuan  setiap ilmu yang aku dapat akan aku terapkan dalam keadaan apapun dan siapapun aku nantinya.

”Nisa, kamu nggak boleh ngeliatin orang kayak gitu.”

”Ngeliatin siapa vi, aku lagi berpikir bukan ngeliatin orang.”

”Dasar manusia aneh, gak pernah berubah.”

”Cinta, kamu kok ngomong gitu sih...”

”Maaf ya cin..”

”Cut, amit-amit gua dengerin mereka berdua ngomong, apa la cinta cinta..”, ujar bulan dengan gaya khasnya.

”kamu iri aku panggil Via cinta, Mau aku panggil kasih?...”, aku pun membalasnya.

”Gua mah gak mau ya..”

“Ya udah kalau gak mau bul”, dengerin aja kami berdua memang seperti ini”, Nisa berusaha membela dirinya.

”Kamu gak boleh selingkuh ya cinta”, Via gak mau ketinggalan ngomong.


”Kalian ini, dosen udah datang, cepat duduk”, Dini yang dari tadi hanya mendengarkan langsung berceloteh.

”Iya, Nisa ini gak penah bisa duduk, jalan, goyang-goyang, pasang magnet ntar biar nempel terus di kursi”, Icut menyambung dengan sedikit kesal.

Kuliah hari ini

Psoriasis merupakan penyakit kulit inflamasi kronik didasari faktor genetik.
Etiologi: belum jelas, bisa dari obat-obatan, seperti obat antimalaria, βblocker, catopril, doxycycline. Selain itu juga dipengaruhi faktor genetik yang berhubungan dengan gen HLA.
Epidemiologi: cewek > cowok.
Psoriasis tipe I: berkaitan dengan HLA dan familial sehingga pastinya awitan dini (< 40 tahun)
Psoriasis tipe II: Tidak berkaitan dengan HLA, nonfamilial jadi awitan lambat (>40 tahun)
Gambaran Klinis: bercak eritema dengan gejala subjektif rasa gatal, terbakar, dan tidak
                        Nyaman.
                        Predileksi pada daerah kepala, kuku
                        Terdapat fenomena tetesan lilin, tanda Auspitz yang khas, dan juga
                        Terdapat fenomena Koebner.
Pengobatan: Sistemik : Metotreksat
                    Pengobatan sinar UV

Pityriasis Rosea
Etiologi: HHV6, HHV 7

BeGinilah kuliah kedokteran, sedikit membosankan. Baru satu jam kuliah Aku sudah gak kuat lagi mendengarkan dengan serius. Nati pinjam catatan Via saja dan pikiran ku pun langsung berimajinasi tanpa arah.
Yakin gak ya aku jadi dokter. Pelajaran blok sebelumnya saja aku sudah pada lupa. Blok ini sepertinya juga pesimis. Gimana ya nanti kalau aku salah diagnosis. Siapa ya pasien pertamaku. Apa dia akan sembuh. Ahhh...kenapa pikiran ini selalu menghantuiku..Aku harus semangat!!! Pasti bisa...

”Nisa, kuliah kok buka FB”, ujar Yoga.

”Iya, aku dengarin kok.”

Satu jam kemudian....


Akhirnya selesai juga dan tidak ada mahasiswa yang bertanya. Jenuh sekali rasanya. Kuliah apa aku hari ini, catatan hanya seperempat halaman dengan tulisan yang sangat kacau. Sekarang adalah waktu isrirahat yang sangat panjang karena jam satu nanti baru kami akan kuliah lagi



 *******



”Nisa, temani aku ke LINMIK pinjam e-books yang kemarin disuruh sama dr.Devi sekaligus minta tanda tangan dosen-dosen blok kemarin, kartuku aku hilang”, ujar Hari, salah satu temanku yang aneh, tapi tetap saja semua orang membutuhkannya. Usaha distribusi fotokopinya begitu laris manis di kelas kami. Cocok sekali jadi Asisten dosen kalau ada pemilihannya.

”Iya hari, pake FD nisa ya, biar aku langsung dapat.”

”Iya, kita pertama ke bagian anak dulu karena dr.Rosman pulangnya cepat. Setelah itu ke bagian penyakit dalam, dr.Mediarty, dr.Norman, dr.Yenny, dan dr.Erwin. Baru kita ke LINMIK”, Hari menjelaskan rute perjalanan kami.

”Iya, aku ikut saja.”

Ternyata capek juga minta tanda tangan dosen mana hari jalannya cepat sekali.

”Hari, ini pertama kalinya aku berkeliling rumah sakit ini sampai ke ruang kerja dokter. Seru juga ya walaupun jalanmu cepat sekali.”

”Iya seru Nisa.  kita ke LINMIK dulu ya.”

”Oke.”

Gila, bukunya tebal sekali, dua jilid lagi, Pitzpatrick-Dermatology. Untung ada e-books nya. Ampun deh, baca buku setebal dan seberat ini.

”Makasiy dok.” Kami pun pergi ke graha spesialis.

”Nisa, kita ke lantai atas dulu yuk, liat ruang pemeriksaan.”

”Ngapain Ri.” ada-ada saja mau lihat apa juga di sana. Mending nanya langsung dimana dr.Erwin.

”Liat saja  nanti ada hal menarik.”

Di ruang pemeriksaan lantai atas.
”Gimana, seru kan”, kami melihat ruang tersebut dari luar.

”Hari, lihat , dr.Vidi melakukan pemeriksaan apa ya, perut bagian kanan atas. Pemeriksaan Hepar Ri”, aku mengamati dengan sangat antusias.

”Iya, pertama kali melakukan penyuntikan anestesi, jangan-jangan itu biopsi hati.”

”Apa iya itu biopsi hati..liat, aspirasi cairannya banyak sekali, hari..aku senang sekali bisa liat ini.”

”Gak tau juga, sepertinya biopsi hati deh, apalagi pemeriksaan hati lain yang mungkin?”

”Gak mungkin drainase karena pasti pake USG juga. Ri, pasien di sebelah nya perut yang  kiri besar ya, liat dr.Imam.”

”Asites kali, Nisa.”

”Speertinya begitu, jangan-jangan kita ngawur saja sekarang ini”, aku mulai ragu apa perkiraan kami benar mengenai pemeriksaan tadi biopsi hati.

”Itulah, kalau hanya tau teori”, ujar hari juga mulai tampak ragu.

”Dok....”, kami pun tersenyum ketika dr.Vidi keluar ruangan.

”Iya, ada apa.”

”Dok, ruang dr.Erwin dimana ya?” Hari sepertinya ingin menghindari situasi kalau kami tidak sengaja datang ke tempat itu.

”O, dr.Erwin sekarang ada di poli umum no 2 J”, dia pun kemudian memasuki ruang lain dan beberapa saat kemudian kembali ke ruang pemeriksaan itu. Terlihat sekali kalau dr.Vidi sangat sibuk.



”Sudah, besok saja ri, dokter itu kan lagi ada pasien.”

”Iya, besok temani lagi ya, nanti kita pinjam buku mata, THT, dan Neurologis. Untungnya tadi kita  Sudah menghafal lokasi beberapa bidang bagian di sini.”

”Okok, nanti kita liat pemeriksaan lebih banyak lagi gimana?”

”Setuju.”

”Hari, aku mau sholat dulu, kamu tunggu ya, Cuma sepuluh menit.” Aku baru sadar kalau sekarang sudah pukul 12 tepat.

”Iya, tapi jangan lama.”

”Siipppp.” Aku segera menuju Musholla rumah sakit.

Sesai sholat aku pun dengan segera keluar, Ada dr.Yuwono, beruntung sekali bisa bertemu dr.Yuwono. Sejak pertama kali kuliah dengan beliau aku langsung tertarik dan mengaguminya. Seorang dokter yang menurutku sangat luar biasa pintar dan juga kuat agamanya. Dr.Yuwono ahli di bidang mikrobiologi dan itu membuat aku juga sangat tertarik terhadap bidang itu. Aku pun jadi mengikuti langkah dr.Yuwono dan lupa kalau hari sudah menunggu dari tadi.




 *******


”Via, kamu liat dompetku?” tanya ku cemas.

”Nggak Nisa, emang tarok dimana tadi?”

”Gak tau, tadi aku bawa dompet waktu pergi sama Hari karena sekalian mau ngambil ATM, sekarang sudah dak ada lagi”, aku makin panik saja.

”Coba periksa lagi, kamu kan sering ceroboh.” ujar icut turut aktif.

”Benar, gak ada cut..eh, tapi...icut...dompetnya mungkin di kursi tempat jual burger rumah sakit,, tadi aku ngikutin dr.Yuwono,,icut, gimana nih??pasti udah hilang..”

”Coba liat ke sana lagi, ntar kalau gak ada langsung kamu blokir ATM nya.”


”Iya ya, aku pun segera menuju praduga TKP“, aku langsung berlari kembali ke rumah sakit. Aduh, ada-ada saja kejadian hari ini..


 ******
Dari sisi cerita yang berbeda


Aaaaarghh....nyebelin banget
Seandainya mulut bisa berkata dengan mudahnya..
It’s me Rendi Mubarak Alfarisi....
Seorang yang akan selalu berusaha semaksimal mungkin..
Mengembangkan usaha keluarganya...
Seorang yang bukan hanya bisa bersenang-senang, melainkan seorang yang bisa berdiri tegak dengan mapannya atas usaha sendiri..
Aku seorang yang berjanji pada diri sendiri suatu saat semua orang akan datang untuk membangun relasi bisnis bersamaku, seorang Rendi Mubarak Alfarisi...

Papa, mama, Al kangen sama kalian berdua,, Al saat ini sedang memeluk baju kalian dan mencium wanginya tubuh kalian..Al ingat mama pernah berkata suatu saat al akan jadi orang yang sukses dan sekarang Al janji sama mama.. Al sekarang sudah besar dan dewasa..Papa dan mama tidak akan pernah menyesal mempunyai Al...Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada kedua orang tuaku yang telah berada di alam mu yang lain..

 LAki-laki itu segera menutup bukunya dan mengambil HP yang sedari tadi telah berbunyi.

“Bang, Aku pulang ke Jambi hari ini habis zuhur mungkin, tapi sebelum itu mau ketemu teman dulu.”

“Iya, aku pulang kantor jam 5, kamu pulang langsung saja, hati-hati bawa mobil sendirian.”

“Iya bang, maaf tadi gak sempat pamit, aku baru bangun.”

“Oke, hati-hati.”

Tut...tut..tut...

Ini merupakan pertama kalinya aku memimpin suatu proyek sehingga aku harus berhasil. Apa pun akan aku lakukan demi baktiku kepada kedua orang tua. Aku harus konsentrasi pada proyek ini. Semangat Al!!!!

Al pun tersadar dari lamunannya ketika hampir saja mobilnya menabrak seorang nenek tua yang sedang menyebrang. Pikiran kembali menuju rumah, teringat nenek yang sedang sendirian. Al mengambil HP nya dan mengetik beberapa kata

To: Dila
Dil, ak skrg otw ke RSMH. Ketemu dmn kt?
Dan semenit kemudian sms pun dibalas.

From: Dila
Ak tunggu di depan Al.

Dua puluh menit kemudian di RSMH (Rumah sakit Muhammad Hosein Palembang)

“Dila, kita mulai hari ini kembali menjadi teman biasa saja.” Dengan matanya yang tajam dia menatap perempuan yang bernama Dila.

”Benarkah harus seperti itu, kenapa?” Dila malah kembali bertanya seolah tidak menyetujui pernyataan Al.

”Aku tidak ingin mencari-cari alasan, tapi itulah yang aku inginkan.”

Tak ada lagi kata-kata di antara mereka setelah itu. Mereka saling menjauh tanpa kata-kata selamat tinggal atau apapun itu kata perpisahan.
Udara yang panas membuat keringat membasahi tubuh Al. Sepertinya suhu Palembang hari ini melebihi 30c. Kejadian tadi sepertinya sama sekali tidak mengganggunya. Bagi nya setiap hubungan pasti ada perpisahannya dan lagipula Dila itu cantik dan sebentar lagi menyandang gelar dokter, pasti akan segera mendapatkan pengganti yang lain. Jadi untuk apa merasa bersalah.

Haahhh, ada dompet tertinggal di sebuah kursi. Ceroboh sekali untuk hal sepenting itu bisa tertinggal. Pastilah orang itu sangat berantakan hidupnya. Al pun mengambilnya dan berniat mengembalikan ke Pelayanan keamanan. Tiba-tiba Hp nya berbunyi.

”Al, kamu cepat pulang dulu ke rumah, nenek sakit katanya. Abang lagi sibuk sekali sekarang”,  terdengar sekali nada kecemasan dalam suara orang di sebarang sana.

”Iya bang, aku langsung ke rumah sekarang”, Al langsung mematikan Hp nya dan langsung dengan menggunakan earphone mencari kontak Rumah Palembang. Memang tingkat kriminalitas pencurian HP sedang meningkat saat ini. Untuk berjaga-jaga , jangan menggunakan Hp di jalan atau jika terdesak bisa dengan menggunakan earphone, itulah yang ada di pikiran Al saat itu.

Sementara itu seorang perempuan tampak tersengal-sengal karena habis berlari dan sepertinya sedang mencari sesuatu.

Dompetku sudah benar-benar hilang, tiga ratus ribu bisa beli atlas Al-quran yang bulan ini merupakan incarannya, impiannya untuk punya biola, impiannya untuk sewa kapal pesiar, impiannya nonton F1 live di Singapura, impiannya umroh sebelum tamat kuliah, semua itu menjadi kabur setelah kejadian ini. Nisa orang beruntung, Nisa orang beruntung, Nisa orang beruntung..kata-kata itu selalu diucapkan dalam hati perempuan itu setiap ada masalah. ehhh..tidak..itu dia dompetku..

”Heii, itu dompetku, tunggu!!!”, Perempuan itu berteriak memanggil laki-laki yang tepat seratus meter berada di depannya.
Seketika itu juga Semua orang memperhatikannya dan diapun langsung bersikap tenang kembali seolah tak ingin menunjukan apa yang sedang terjadi dan kembali mengejar laki-laki yang masih juga sibuk berkomunikasi menggunakan earphone. Semangat sekali dia mengejar laki-laki itu. Yang ada dipikirannya hanya Atlas Al-quran, satu-satunya catatan yang masih tertempel di papan peringatan sejak dua bulan lalu.  Celaka!!! Laki-laki itu sudah masuk ke mobil. Dia berhenti kemudiab bernafas sebanyak-banyaknya dan berpikir sejenak. Sebersit senyum melintas di wajahnya,

Ya, seperti film-film action, dia menghadangi mobil itu  parkiran. Demi ATM sumber kehidupan...Bismillahirrahmanirrahim.....Dia langsung memejamkan mata dan hampir saja, satu cm lagi mobil itu akan menghantam tubuhnya...layaknya seorang bintang film, dia langsung membalikkan badannya untuk kembali menarik nafas dan menyiapkan mental d n fisik untuk menghadapi pengendara mobil itu, siapa yang tahu kalau dia seorang yang kleptomania berdarah dingin.

Tet....Tet...tet...
Pengendara mobil itu seperti kesal sekali karena waktunya yang sangat sempit dipersempit lagi oleh seorang perempuan aneh yang tiba-tiba saja menghalangi mobilnya mundur.

”Hei..kamu gila ya, apa yang kamu lakukan nona?” tampak jelas kekesalan di wajah laki-laki itu.

Kamu harus berani Nissa,,
”Iya, demi ATM dan dompet ku yang kamu ambil”, dengan suara gemetar perempuan tadi langsung membalikkan badannya. Sepersekian detik setelah membalikkan badannya dan melihat wajah laki-laki itu Nisa langsung mengalami syok yang luar biasa, tubuhnya melemah dan pandangannya mulai kabur.

”hei, kamu kenapa??”, laki-laki itu langsung membopong perempuan itu masuk ke mobilnya.

”Kak Rendi..”, perempuan itu mulai sadar.
Suasana sangat hening, mereka berdua dalam situasi tegang yang luar biasa. Dalam pikiran laki-laki itu hanya ada wajah neneknya yang sedang merintih kesakitan tanpa ada seorangpun di rumah, sedangkan di pikiran perempuan itu melayang berbagai kejadian masa lalu yang masih kokoh berada dalam ingatannya. Lima tahun yang lalu, dia pernah merasakan hal seperti ini, tatapan matannya tidak berubah sedikitpun.

Ahhh, kenapa jantung ini berdetak lebih kencang setiap berada di dekatmu.
Dalam diamku aku selalu memikirkanmu.
Aku lihat mentari memancarkan sinarnya dengan tersenyum ke arahku.
Seandainya aku seperti bulan yang dapat memantulkan terangnya sang mentari,
Maka kau bisa melihat betapa indahnya senyumku saat ini hanya untukmu..
Namun hingga kini mentari hanya menatap dengan senyuman.
Dan aku hanya bisa diam tersenyum padamu dari sudut gelap ini.

Mobil itu memasuki perumahan Griya Agung Indah blok D5, pekarangannya begitu Asri namun tampak seperti tak berpenghuni saja rumah itu. Laki-laki itu segera keluar dari mobilnya dengan cepat diikuti perempuan yang selama di perjalanan tadi berkhayal ke masa lalu yang baginya terlalu indah untuk dikenang.

”Nenek, apa yang sakit?”  Terlihat seorang wanita yang kira-kita umurnya sudah memasuki kepala tujuh, namun masih terlihat garis-garis kecantikian masa mudanya dari pancaran wajahnya.

”Maman, perut nenek sakit sekali, kepala nenek pusing dan dari tadi buang angin, nenek gak sanggup lagi, rasanya isi perut nenek mau keluar saja”, wanita tua itu terus berbaring merintih kesakitan sambil memegang perutnya.

Kamar ini bau sekali. Terlihat kamar mandinya sedang diperbaiki. Akan tetapi bau ini bukanlah bau cat ataupun semen. Bau ini gas H2S,  Sepertinya nenek ini memang benar sering buang angin. Bau ini khas sekali, gejala sakit perut, pusing, sering buang angin dan isi perut rasanya mau keluar. Ini akan terjadi pada setiap orang yang konstipasi yaitu seseorang yang tidak buang air besar lebih dari tiga hari.

”Maman, gendong nenek, kita ke dokter sekarang”, nenek itu memang benar sepertinya tidak tahan lagi menahan sakit.

”Kak, dimana dapurnya, saya haus sekali mau minum”, Nisa memberanikan diri menanyakan dapur.

”Kamu cariu sendiri saja, kamu gak lihat nenek kesakitan malah nanya dapur”, Maman langsung menggendong nenek dan membawanya keluar.

Mobil melesat dengan kencang lebih cepat dari kecepatan saat mereka meninggalkan rumah sakit dan nenek masih saja merintih kesakitan

”Nek, minum dulu ya, biar ada kekuatan, coba nenek habiskan sebotol ini”, Nisa kembali memberanikan diri untuk berbicara sambil matanya mengarah kepada dompetnya yang tegeletak saja di dekat pijakan rem dan gas. Mungkin dompet itu tadi terjatuh batinnya berucap.

”Ya, saya haus sekali, dari semalam saya tidak sempat minum karena menahan sakit”, nenek seperti orang yang benar-benar kehausan dan menghabiskan sebotol air putih, sejenak nenek sedikit melupakan sakitnya.

Ya Allah, berikanlah kekuatan pada nenek agar masalah ini cepat selesai, sudah pukul dua siang dan aku sudah ketinggalan satu jam kuliah.

”Maman, berhenti. Maman, berhenti sekarang”, nenek memerintahkan Al dan  kembali memegang perutnya.

”Tapi nek, ini daerah perkantoran dan rumah sakit masih jauh, nenek kenapa sih?”, Maman cemas sekali dan langsung memberhentikan mobilnya.

”Kamu tunggu di sini, percaya sama nenek semua akan baik-baik saja”, Seketika mobil berhenti, nenek langsung keluar dan masuk ke dalam salah satu gedung perkantoran. Tak terlihat kecemasan di wajah nenek memasuki sebuah gedung perkantoran yang asing baginya. Tentunya kesendirian yang telah dialaminya selama empat puluh tahun membuatnya menjadi seorang yang mandiri dengan mental yang telah terlatih.

”Kak Rendi tenang saja, setelah ini nenek akan baik-baik saja dan kita gak akan ke rumah sakit lagi”, perempuan muda itu langsung menenangkan Al yang tampak cemas sekali.

Kakak, apakah kalau suatu saat aku saki, kakak juga akan cemas kepadaku dan bersikap seperti ini. Hari ini aku bahagia karena bisa berbicara dengan salah satu keluarga kakak.

Tak beberapa lama kemudian tampak nenek berjalan tanpa memegang perutnya lagi.
”Maman, sekarang kita pulang saja, nenek lapar sekali mau makan”, ekspresi nenek berubah sekali, kecantikannya semakin bersinar di balik wajahnya yang telah keriput.

”Nenek, apa benar-benar sudah baik?” Al berusaha meyakinkan semuanya memang baik-baik saja.

”Kamu gak lihat nenek sehat. Cu, siapa namamu, ntah kenapa sakitku hilang setelah memandang wajahmu”, nenek tampak senang sekali dengan kehadiran perempuan itu.

”Nisa nek, bukan karena wajah saya, tetapi karena air putih yang nenek minum tadi. Nenek pasti sudah lebih dari tiga hari tidak buang air karena kamar mandi kamar nenek sedang diperbaiki membuat nenek enggan sehingga refleks buang air pun akan menurun, selain itu nenek juga jarang minum dan bahkan mungkin juga jarang makan sayur, di meja makan serta kulkas rumah gak ada sayur-mayurnya.. Jadi tadi nenek hanya konstipasi biasa. Karena sudah penuh sekali, menyebabkan perut nenek sakit, kepala pusing dan sering kentut, selain itu bau kamar nenek tadi khas sekali. Dengan minum air mepermudah gerakan usus nenek untuk buang air. Sekarang nenek sudah tidak pusing lagi kan?”, Nisa menguraikan apa yang ada di pikirannya dengan sangat jelas.

”Kamu pintar sekali Nisa, sekarang kamu temani nenek makan ya. Apa makanan kesukaanmu”, nenek sepertinnya semakin mengagumi Nisa.

”Waduh nenek, saya jadi malu, saya suka sekali makan sop tulang”, Nisa semakin bersemangat dan tidak lagi menyesali kuliah sorenya alfa hari ini.

”Maman, kita ke supermarket dulu beli tulang kemudian nenek mau masak sop tulang. Rasanya nenek kembali kuat dan bersemangat hari ini. Palembang cerah hari ini”, nenek Satu ini benar-benar luar biasa. Dalam usia yang sudah tua tetap saja bersemangat.

”Iya nenek sayang, tapi jangan lupa masak sayur juga biar gak konstipasi lagi”, Laki-laki yang dipanggil Maman langsung mengarahkan mobilnya ke supermarket.



Siang telah berganti sore namun tidak dirasakan sama sekali oleh Nisa. Detik demi detik yang dilalui bersama orang terkasih begitu dinikmatinya. Di rumah itu hanya ada mereka berdua yang terjaga. Nenek langsung saja tidur setelah capek memasak dan makan sop tulang. Sepertinya sudah lama sekali dia tidak berada di dapur untuk memasak.

”Ehmm, Kakak, apa masih ingat aku?” Nisa memberanikan diri bertannya setelah selesai mencuci piring dan membereskannya.

”Apa wajahku seperti monster, tiba-tiba saja tadi langsung terjatuh, oh ya dompet kamu ada di mobil, nanti bisa langsung diambil sebelum pulang”, Al seperti ingin mengalihkan pembicaraan dan langsung pergi menuju kamarnya.

”Nia, rumah kamu daerah mana? Kamu pulang aku  antar saja, gak ada angkot sekitar sini.” Al keluar dari kamarnya dan ternyata dia masih ingat pada perempuan yang selalu dipanggilnya Nia.

Tampak wajah Nisa memerah dan hatinya menari-nari ketika mendengar laki-laki itu memanggilnya Nia.

”Di dekat rumah sakit kak”, Apa tidak merepotkan? Nenek kasihan tinggal sendirian di rumah, Nisa seolah menolak tawaran tersebut padahal hatinya sudah sangat bergejolak.

”Gak, emang hari ini saya mau pulang ke Jambi. Sebentar lagi orang rumah juga pulang kerja.”, Al kembali menatap perempuan itu dengan mata tajamnya yang begitu khas.

Kenapa harus pulang, kenapa tidak di sini saja beberapa hari lagi. Kenapa aku harus kehilangan setelah sekian lama menanti untuk bertemu. Kak Rendi, semoga pertemuan kita bisa terulang kembali.

 *******


Malam harinya, setelah selesai sholat Isya, Nisa mengambil diary pinknya dan kembali menulis mencurahkan isi hatinya.

Dan kembali aku mengenali salah satu sudut dirimu.
Ku berdiri di ujung jalan ini, tetap dengan keteguhan yang selalu ada dalam hatiku.
Ingin saat itu ku menapakkan kakiku menuju ke arahmu.
Namun, aku tak tahu kenapa jalan itu begitu terjal sehingga aku takut untuk menempuhnya.
Dan akhirnya aku Aku tetap di sini tak berani untuk bergerak sedikitpun.
Karena aku takut untuk mengetahui sang waktu tidak berpihak kepadaku.
Karena aku takut untuk selalu menantimu dalam suatu pertemuan yang tak pasti.

Nisa: ”Cinta ini untukmu, Kak Rendi”
Nisa mebuka tasnya dan mengambil Hpnya. Ada empat pesan diterima.

From: Fk Dini
Nisa kq gak kuliah?

From: FK Via
Cinta, tadi knp gak kul?

From: Fk icut
Td kmn Nisa?

From: FK bulan
Nisa skrg dmn?

Nisa pun tertawa sendiri membayangkan apa yang terjadi seandainya teman-temannya tahu kejadian hari ini. Nisa langsung membalas mereka satu-persatu.

To: Dini, Via, Icut, Bulan
To my lovely friends, besok ya nisa cerita, hehehehe… ;)

Nisa mengambil salah satu buku dari raknya. Fisiologi Sherwood dan ia langsung membuka bab mengenai mata.

Mata adalah bola berisi cairan yang terbungkus oleh tiga lapisan jaringan khusus. Mata menangkap pola iluminasi dalam suatu lingkungan sebagai suatu gambaran optic pada sebiah lapisan sel. Sel peka cahaya, yaitu retina, seperti sebuah kamera menangkap bayangan pada film. Sperti film yang  dapat dicuci-cetak untuk menghasilkan gambar yang mirip dengan bayangan asli, demikian juag citra yang dikode di retina disalurkan melalui serangkaian pengolahan visual yang semakin kompleks setiap langkahnya sampai akhirnya secara sadar dioersepsikan sebagai gambar yang mirip dengan gambar asli.

Satu paragraf Nisa membaca, Hpnya berbunyi dan panggilan dari Tyas. Ternyata itu merupakan telepon bersama, juga ada Dian, Tia, Hani, dan Firna. Sepertinya mereka tahu telah terjadi hal besar pada temannya dan terjadilah percakapan seru di antara mereka. Inilah yang terjadi jika para wanita bersatu dan saling bercerita.

Nisa: Assalamualaikum, ada apa yas?
Tyas: Nisa, aku kangen banget. Aku lagi sedih niy, bete..., aku nyesal banget sama yang aku perbuat hari ini
Tia: Woi...woi...aku juga kangen sama kalin
Hani, Firna, Dian: Aku juga..
Firna: Kenapa yas?
Tyas: Aku bete, sekarang malasss ingin nangis rasanyay, banyak tugas niy...
Nisa: Banyak minum air putih yas biar tetap semangat sayang. Atau aKalian jalan aja berempat di jakarta, biar aku dan firna melihat dari jauh di sini.
Tia: Tu kan, mulai lagi kamu nis.
Hani: Kamu apa kabar nis, sudah lama gak dengar cerita kamu.
Nisa: Teman, aku senang banget hari ini.... Aku betemu kak Rendi.... Teman, aku benar-benar bertemu kak Rendi.
Tyas: Ini baru namanya cerita ayo dong cerita Nis....

Nisa pun dengan senangnya menceritakan serinci mungkin kejadian tak terduga hari ini kepada teman-temannya. Mulai dari kehilangan dompet hingga nenek Kak Rendi yang konstipasi.

Dian: Nisa kamu beruntung sekali.
Nisa: Tapi sekarang kan dia udah pergi jauh lagi
Firna: Setidaknya bertemu sayang, daripada aku telah kehilangan semuanya
Tyas: Sombong banget dian sejak ada dua pahlawan yang selalu di sampingnya. Tinggal pilih aja dia sekarang.
Dian: Enak aja yas.
Tia: Hani juga tuh, berdua melulu, lihat gak foto di FB nya. Udah main gendong, mereka.
Hani: Iya dong, makanya kamu cari juga.
Nisa: Tia terlalu sibuk dengan Lee Min Hoo dan Liverpool nya.
Tia: Hehehehe, iya-iya betul sekali.
Firna: Nisa, kakak itu masih internisti gak?
Nisa: Gak tau firna, benar-benar gak tahu. Teman, aku takut gak bisa bertemu dia lagi. Apa mungkin aku mendapatkan kebahagiaan itu. Aku takut untuk memimpikannya.
Hani: Kalian diam dulu ya, aku punya kata-kata bagus niy dikutip dari sebuah novel yang kubaca. Malaikat kecilku, tolong titip semua temanku ya.. Cubit kalau dia nakal, tegor kalau dia berbuat salah dan selalu bahagiakan hidup nya. Karena dalam kebahagiaan temankulah sebagian semangat hidupku aku gantungkan. Karena aku sayang mereka semua. Teman, kalian akan selalu bahagia karena aku akan selalu menyayangi kalian semua.
Semua: Hani, kamu.............

Suasana pun berubah hening sekali. Sinar bulan begitu terang karena malam ini adalah bulan purnama. Begitu indah persahabatan mereka, begitu kuatnya tali yang mereka ikat pertama kali sejak delapan tahun yang lalu.

Tyas: Udah ah, aku mau tidur saja, dengar suara kalian aku bisa sedih, kangen banget...
Firna: Aku juga mau kerjain tugas.
Dian: Kita semua orang baik dan pastinya akan mendapatkan hal-hal yang baik pula.
Tia: Luv U all 4 ever.
Nisa: Aku juga selalu mencintai kalian.
Semua: Udah dulu semua, Assalamualaikum.

Percakapan mereka berenam pun berhenti saat itu.

Ya Allah, betapa bahagianya diriku, aku mohon tolong jangan jauhkan kebahagiaan ini. Aku hanya ingin hidup sederhana seperti ini diantara orang-orang yang aku sayangi.

Nissa: ”Cinta ini untukmu, Difusi”

Nisa kembali membaca fisiologi Sherwood dan tak beberapa lama kemudian dia tertidur.



Hari-hari berikutnya dilalui Nisa dengan penuh semangat. Kejadian bertemu kak Rendi selalu disimpannya dalam hati dan selalu berharap pertemuan itu akan terjadi kembali suatu saat nanti. Sperti biasa, Hari-Hari Nisa dimulai dengan telpon dari mama, siap-siap berangkat kuliah, berpapasan dengan boskie, kuliah, bermain, dan belajar bersama Boskie Rangers, kemudian pada minggu ke tujuh ujian dan setelah itu kembali memasuki blok baru.

Sedikit bercerita mengenai Boskie Rangers. Terdiri dari enam orang anggota, lima perempuan dan satu laki-laki. Mereka adalah Dini, Via, Icut, Bulan, Yoga, dan Nisa sendiri. Sifat mereka begitu berbeda. Dini yang terlau bersikap dewasa dan jarang sekali tersenyum, kalau orang yang belum mengenalnya akan sedikit segan untuk menegurnya dan hanya ada satu laki-laki yang berhasil menaklukannya, yaitu Yoga, sahabat kami sendiri sekaligus gubernur mahasiswa dari Fakultas kami. Yoga adalah laki-laki yang sangat melankolis, dia tidak seperti laki-laki lain yang cuek dan terkadang berbicara sesukanya. Yoga sangat memperhatikan sikap dan prilaku setiap orang. Lebih jauh cerita mengenai Dini dan Yoga, pernah suatu saat aku tidak sengaja mungkin sedikit menyinggung perasaan Yoga. Pada saat itu merupakan awal karir Yoga menjabat sebagai seorang gubernur dan itu membuat Dini sungguh kesepian sehingga akupun sedikit  bercanda kepadanya.

“Dini, kamu sama kakak ku aja, Yoga kan lagi sibuk.”

Entah kenapa kata-kata itu membuat sedikit masalah di antara kami. Mungkin karena kesalahanku yang sudah begitu menumpuk tidak hanya kepada mereka berdua, tetapi juga terhadap ketiga temanku yang lainnya. Aku memang bukanlah orang yang sempurna, berpisah dari orang tua dan memulai untuk hidup sendiri hanya bersama teman orang terdekatku. Ada begitu banyak penyesuaian karakter di antara kami. Aku yang sangat berantakan, ceroboh, dan seorang tipe penyendiri dan tidak begitu mudah untuk mempercayai seseorang. Aku tebiasa dengan pola kehidupan rumah dimana aku adalah anak bungsu yang bisa melakukan apapun dan tidak pernah disalahkan membuat aku selalu merasa benar dan tidak mau mengoreksi kesalahanku sendiri. Satu-demi satu masalah hadir diantara kami. Ketidakterbukaan, salah paham terhadap kata-kata, atau mungkin hati yang sudah mulai membeku membuat kami semakin menjauh. Tidak ada lagi kata-kata manis diantara kami, tidak ada lagi rasa kebersamaan diantara kami. Saat itu aku hanya sendiri dan serasa tidak memiliki siapapun sehingga aku memutuskan untuk pergi menjauh dan berusaha mencari teman lain.
Mereka memang orang yang sangat baik, terlalu baik untuk seorang Nia Yashifa Khoirunnisa, tapi bukan berarti orang baik juga baik untuk kita. Itulah yang ada dipikiranku saat itu. Teringat akan kebaikan mereka di saat aku sakit, teringat akan keluargaku yang selalu menanyakan kabar mereka membuatku selalu menangis dan sakit sekali didalam kesendirian itu. Aku kembali membuka diaryku yang berwana pink dan membuka beberapa kejadian masa lalu.

Aku tahu kalian ada di sana dan kalianpun tahu aku ada disini.
Namun kalian tetap di sana dan aku tetap bertahan diam di sini.
Aku memandang kalian ingin sekali bercerita mengenai hari ini.
Aku ingin menyapa kalian setidaknya hanya untuk mengucapkan ”Hai, apa kabar teman?” namun entah kenapa mulut ini terasa kaku untuk mengucapkannya.
Begitu juga kalian. kita telah berdiri pada ruang samanamun  dalam sudut pandang yang berbeda.
Teman, apakah hati kita benar-benar telah mati untuk bersatu kembali.
Apakah benang yang telah kusut itu tidak bisa kita luruskan kembali.
Betapa aku menyayangi kalian dan begitu pula kalian, aku tahu itu dari tatapan mata kalian.
Tidak bisakah kita ulang kembali masa-masa persahabatan kita yang indah.
Tidak bisakah kita kembali melangkahkan kaki bersama ke arah yang sama dengan penuh sukacita.
Apakah persahabatan kita memang harus berakhir sampai di sini.
Aku selalu berdoa agar pintu hati kita terbuka dan bisa saling memaafkan.
Temanku sayang, maafkan aku yang telah menyakiti kalian.

Nia Yashifa Khoirunnisa
7 Maret 2010

Bagaimana cerita selanjutnya sehingga kami bisa berbaikan seperti sekarang dan bahkan lebih baik setelah pertengkaran itu terjadi. Beginilah ceritanya

Kejadian itu tepatnya terjadi pada suatu hari aku memberikan rekaman curahan hatiku kepada mereka. Itu adalah senjata terakhirku untuk memperbaiki keadaan ini. Entah setelah itu kami akan berpisah baik-baik ataupun meneruskan kembali persahabatan kami. Satu prinsip hidupku, teman yang baik tidak akan meninggalkan kita walaupun kita telah meninggalkan mereka sejauh mungkin. Aku berikan rekaman itu kepada mereka agar mereka bisa dengar satu persatu. Saat itu adalah saat yang membuatku resah, Pertama kalinya dalam hidupku mebuat hal semacam itu. Pada saat itu aku meninggalkan sebuah pesan agar menemuiku di sebuah tempat di rumah sakit dan membicarakan permasalahan di antara kami.
Siang itu, di saat kami sudah berkumpul semua, tiada satu pun yang mulai bersuara. Dimana rasa kebersamaan kita selama ini, itulah yang muncul di benakku.
Hari itu Terucaplah beberapa perkataan yang begitu saling menyakitkan dan aku pun menangis segera meninggalkan mereka. Persahabatan kitai sampai di sini jantungku berdetak sangat cepat saat itu. Aku berteriak dan saat itu rasanya benar-benar hancur. Satu nama yang ku ingat dan merupakan penyelamat persahabatanku, Agung Kurnia, kakakku.
Saat itu aku segera menelpon kakakku dan menangis menumpahkan seluruh kesedihanku kepadanya. Dan hanya satu katanya yang kemudianmerubah pola pikir hidupku saat ini.

”Nisa, kalau kamu memutuskan persahabatanmu maka itu suatu dosa besar, Allah sangat benci pada orang yang sombong, memutuskan silaturahmi menunjukkan kamu adalah orang sombong seolah tidak membutuhkan orang lain. Abang tidak mau kamu jadi orang sombong, jadi pulang ini kamu pergi ke tempat semua temanmu dan minta maaf kepada mereka. Kalau tidak biar abang terpaksa ikut campur masalahmu.”, itulah kata-kata kakakku yang selalu ku ingat hingga saat ini.
Aku bukan orang yang sombong, kata-kata itu membatin yang menguatkan tekadku pada Malam itu juga aku minta maaf kepada mereka semua. Benar prinsip hidupku, teman yang baik tidak akan mungkin meninggalkan temannya sejauh apapun dia telah pergi jauh meninggalkan mereka. Setelah kejadian malam itu, semua berlalu seperti air yang mengarahkan kembali pada persahabatan yang lebih matang dan lebih kokoh.

Dan malam ini aku kirim Sms kepada mereka semua. Setiap aku membaca cerita ini aku selalu merindukan kalian semua

To: Boskie rangers
Jarkom to my lovely friends. Aku saying sama kalian. Luv u all mulai dari Dini, Bulan, Icut, Via, Yoga :)

Satu motto kami boskie rangers “Dengan senyum dan kekhawatiran, membaca dan menghafal sebanyak mungkin, hingga paham dalam satu kebersamaan”

Nisa: "Cinta ini untukmu, Boskie Rangers


Pada kisah sebelumnya aku bercerita mengenai orang-orang ku sayangi seperti Kak Rendi, Difusi, dan Boskie Rangers. Dan kini aku ingin bercerita mengenai keluarga ku.
Inilah sedikit kisah mengenai keluargaku. Aku merupakan anak bungsu dari dua bersaudara dari seorang laki-laki yang begitu gagah, berwibawa, penuh cinta dan tanggung jawab. Serta Dari seorang perempuan yang begitu manis, tegar, penuh kesabaran dan kasih sayang. Kisah cinta sejati yang paling aku kagumi bukanlah kisah romeo&juliet, Laila majnun, Cinderella, putri salju, beauty and the beast, ataupun yang lainnya. Kisah cinta sejati yang paling aku kagumi adalah kisah cinta papa dan mamaku. Kisah cinta yang telah teruji selama 23 tahun dengan dua orang anak yang sangat menghormati mereka.
Mamaku seorang yang sangat sempurna pada awalnya. Manis, pintar, selalu juara umum, taat beribadah, sederhana dan saat itu berprofesi sebagai seorang bidan dan guru di sebuah sekolah kebidanan kemudianbertemu dengan seorang laki-laki yang biasa saja dan prestasi nya juga tidak begitu menonjol. Hanya kata mamaku satu kelebihan yang menarik pada papaku adalah berdagu panjang dan  yang indah. Sementara ketika aku bertannya kepada papa kenapa menyukai mama,  papa mengakui  menyukai mamaku karena kepintaran, profesi, dan kepatuhannya pada agama. Pernikahan itupun terjadi pada tanggal 23 Desember 1987 dan melahirkan anak bernama Agung Kurnia pada tahun 1988 dan Nia Yashifa Khoirunnisa pada tahun 1990. Pernikahan mereka diuji tepat pada tanggal 31 desember 1992. Siang itu musibah datang menimpa mamaku, kecelakaan itu terjadi yang menyebabkan mamaku mengalami patah tulang belakang dan membuatnya terbaring di rumah sakit di Jakarta selama tiga bulan. Saat itu aku dan kakakku tinggal di Jambi bersama saudara perempuan mamaku yang pertama.
Bisa aku katakan saat ini, sebenarnya itulah awal dari bertambah kuatnya cinta antara papa dan mamaku. Seorang laki-laki yang dalam lima tahun pernikahannya diuji untuk membuktikan seberapa besar cintanya kepada istri. Selama tiga bulan itu pula mereka meninggalkan keluarga dan pekerjaan. Pada saat itu, mamaku juga mengalami kebutaan akibat kesalahan pemberian obat. Dokter mengira mamaku menderita TB tulang dan diberikan pemberian obat TB yang kemudian menimbulkan kebutaan selama tiga bulan. Di saat itu pula mamaku harus belajar berjalan setelah sekian lama terbaring di rumah sakit. Namun tidak sedikitpun niat papa untuk meninggalkan mama. Malah dengan penuh tanggung jawab dia merawat mama tanpa mengeluh sedikitpun dengan cinta yang tiap harinya semakin bertambah.
Sejak kecelakaan itu mama memiliki berbagai keterbatasan dalam beraktivitas. Dia pun melepas semua impiannya untuk bekerja dan merawat anak-anaknya dengan sebaik mungkin. Aku dan kakak tumbuh dari tangan mama, seorang profesor terbaik di dunia.
Oleh karena keterbatasannya itulah mama sampai saat ini tidak pernah berpergian ke suatu tempat tanpa kehadiran papa. Di setiap keberadaan mama ada papa yang menemani. Mereka seolah-olah tak pernah terpisahkan dan selalu menyatu dalam satu cinta. Cinta mereka kembali diuji pada tahun 2007, saat itu mama divonis menderita kanker payudara. Saat itu cinta mama diuji, dia yang sudah tidak muda lagi, harus mengalami mamektomi. Berbagai macam ketakutan menghantuinya hingga ia pernah menangis bercerita kepadaku dan mengatakan suatu hal.

”Nisa, mama telah meninggalkan pesan kepada papa, papa boleh menikah lagi jika mama meninggal nanti asalkan setiah hari dia selalu didoakan selalu bahagia dan sering mengunjungi makamnya.”

Pada saat itu rasanya sluruh tubuhku terguncang. Selama ini mama tidak pernah mengeluh dan tegar terhadap berbagai masalah yang dihadapi, namun hari itu dengan air mata yang mengalir mama curhat kepadaku. Saat seperti itu, Papa memang seorang laki-laki luar biasa. Untuk kedua kalinya dia meninggalkan pekerjaan dalam jangka waktu lama untuk merawat mama. Mama harus menjalani sinar sebanyak tiga puluh kali dan suatu keberuntungan mama tidak perlu menjalani kemotrapi karena belum ditemukan penyebaran yang memerlukan kemotrapi. Musibah itu membuat  Kisah cinta papa dan mama malah terlihat lebih romantis dan penuh kasih sayang. Dan pada akhirnya mereka bisa melewati cobaan itu.
Pada tahun 2008 cobaan itu kembali datang. Mama divonis ginjal kirinya tidak berfungsi lagi dan harus segara diangkat. Aku kemudian berpikir kenapa orang sebaik mama selalu menerima cobaan yang begitu berat seperti itu. Dan Papa lagi-lagi dengan penuh kasih sayang merawat mama dan meninggalkan kembali pekerjaannya. Dengan selalu berdoa dia memohon kesembuhan mama. Hingga tepat pada hari operasi berlangsung, keajaiban itu terjadi. Tidak terjadi pengangkatan ginjal itu karena ternya yang terjadi hanyalah penyumbatan saluran ureter yang menyebabkan fungsi ginjal kiri menurun. Dan mereka berdua kembali berhasil melewati cobaan itu. Namun, hingga saat ini mama masih sering mengalami infeksi pada ginjalnya. Setiap kali dia terlalu capek, maka dia akan kencing darah. Mama yang sangat luar biasa  tetap selalu terlihat sehat dan masih bekerja di puskesmas hingga saat ini dan menjahit beberapa pakaian untukku. Mama tidak pernah menujukkan dia sakit di depan semua orang. Dia adalah orang sehat yang selalu tegar.
Dan itulah alasan saat ini aku berada di sini. Kuliah kedokteran merupakan suatu baktiku kepada kedua orang tua. Walaupun di hatiku yang paling dalam aku lebih memilih untuk menjadi seorang penulis yang terkenal, namun sayangku kepada keluarga melebihi obsesiku itu.
Selain kisah papa yang penuh tanggung jawab dan kasih sayang. Aku juga ingin menceritakan papaku yang sangat perhatian pada penampilanku. Bisa dibilang aku sangat lemah dibidang fashion dan kecantikan. Aku sangat cuek pada penampilanku dan itu sangat membuat papaku risih dan mengambil alih kendali mama yang juga sama-sama tidak begitu memerhatikan penampilan. Pertama kalinya aku ke salon adalah bersama papa, dia mengantar, dan menemaniku hingga aku selesai perawatan. Aku ingat saat itu selama lima jam dia berada di salon hanya untuk menemaniku. Satu hal yang selau berkesan, papa tidak pernah membelikanku boneka, ataupun pakaian seperti papa lain yang memberikan putrinya hadiah. Papa selalu memberiku produk kecantikan dan perawatan tubuh. Papa sangat menginginkan aku tumbuh menjadi perempuan yang cantik seperti mama. Dia begitu teliti setipa penampilanku keluar rumah. Papa benar-benar hebat, profesor nomor dua terhebat setelah mama.
Kisah selanjutnya adalah seorang laki-laki bernama Agung Kurnia, seorang laki-laki tampan yang pintar, bersahaja, dan selalu disenangi teman-temannya. Dari kecil, kakakku merupakan juara umum di sekolahnya. Selain itu, dalam pergaulan dia adalah orang yang sangat bersosialisasi dan aktif dalam berbagai kegiatan sehingga dia memiliki banyak teman. Dari kecil aku selalu merasa iri terhadap kakakku. Kami tidak pernah akur dan selalu bertengkar. Sebagai anak bungsu aku selalu dibela dan kakakku yang selalu disalahkan. Aku tidak pernah menyukai kakak hingga saat kakakku SMA kami berpisah karena kakak harus memasuki asrama. Saat itulah muncul perasaan rindu bertemu kakak dan aku mulai menyadari aku menyayanginya. Akan tetapi setiap bertemu selalu saja kami bertengkar oleh hal-hal sepele. Memang susah jika rasa kebersamaan itu mati oleh sifat iri yang tak pernah hilang. Hingga satu kejadian yang mebuatku sadar kenapa dia begitu disukai banyak orang. Malam itu saat aku telah dibangku kuliah dan berada di satu kota tempat kakakku bekerja. Kami memang seperti berjodoh saja, ditempatkan pada kota yang sama saat harus jauh dari orang tua. Malam itu hujan sangat deras dan saat itu aku lapar sekali karena memang belum makan dari pagi. Aku tidak tahan lagi dan akupun mengirimkan sms kepadanya.

”Kak, Nisa lapar”

Aku pikir malam itu dia tidak akan datang karena hujan turun begitu lebatnya. Dengan perut yang lapar akupun berusaha memejamkan mata dan berharap keesokan paginya hujan sudah reda dan bisa membeli makanan.  Saat hendak memejamkan mata HP ku berbunyi dan sms dari kakakku.

Nisa, abang sudah di bawah.

Ternyata kakakku datang dan membawa makanan dibawah hujan yang deras seperti ini. Betapa terharunya aku saat itu. Memang benar saudara adalah hubungan yang langsung diberikan dari tuhan yang tanpa ada kepentingan di dalamnya. Sejak saat itu aku banyak megalami hal tak terduga yang aku dapat dari kakakku. Satu kata-katanya yang selalu kuingat.
”Nisa, jangan pernah meminta suatu hal kepada orang lain, karena jika seorang itu benar-benar menyayangimu, tanpa kamu minta dia akan memberikan semuanya kepadamu.”
Sampai saat ini aku selalu mengingat kata-kata itu dan menerapkannya selalu. Betapa beruntungnya aku memiliki keluarga yang begitu baik dan luar biasa hebat.

Nisa: ”Cinta ini untukmu, Mama, Papa, Kakak”




 *****

”Gimana Pak, apa setuju dengan tawaran yang saya buat?” seorang laki-laki bermata tajam itu meyakinkan seorang lelaki dihadapannya yang berusia jauh lebih tua.

”Saya belum bisa memberi keputusan, saya perlu beberapa poin alasan kuat penutupan Mal ini dan digantikan dengan pusat kota anak-anak”, laki-laki itu sepertinya belum begitu yakin dengan kesanggupan dan keseriusan lawan bicaranya.

”Baiklah pak, satu Minggu lagi saya akan kembali mempresentasikannya. Keyakinan saya dalam usaha ini begitu matang dan saya akan berusaha mendapatkannya, itu janji saya pada almarhum ayah saya”, dia berusaha meyakinkan dirinya kalau masih ada kesempatan.

”Baiklah, satu minggu lagi saya akan kembali mencoba mempertimbangkannya. Tidak salah kamu putra Rizal Suryadinigrat, selau optimis terhadap bisnis yang dijalankan.

Laki-laki muda itu tersenyum dan segera keluar dari ruangan. Saatnya aku istirahat sebentar, capek sekali rasanya tiga bulan ini mencari berbagai ide untuk menyelamatkan salah satu ayahnya yang sebentar lagi akan ditutup karena minat masyarakat yang sudah berkurang. Spertinya sudah saatnya aku pergi ke toko buku. Aku harus merubah pola hidup. Dengan membaca maka jendela dunia akan terbuka dengan lebarnya dan kita bisa melihat seluruh isinya.
Toko buku hari ini tidak begitu padat, hanya ada beberapa orang. Hari Senin adalah awal dari segala aktivitas dan tentunya semua orang saat ini berada di tempat kegiatan mereka masing-masing.

Di sisi lain di toko buku itu.

Wah, jarang-jarang tempat ini begitu sepi, saatnya untuk bermain, kapan lagi bisa bermain di tempat seperti ini kalau bukan hari ini. Seperti Kuggy, dalam novel perahu kertas karya dian lestari, yang mengirimkan impian melaui surat kapalnya kepada dewa neptunus, maka hari ini aku juga akan mengirimkan impianku melaui kapal terbang kepada dewa angin. Pejamkan mata dan terbangkan dengan sepenuh hati, terbanglah kapalku!!! Bismillahirrahmanirrahim...Nisa memejamkan matanya dan menerbangakn pesawat kertasnya di dalam toko buku itu.

Pesawat itu tepat mendarat di kaki seorang laki-laki yang sedang asyik membaca buku mengenai Cara-cara meningkatkan IQ anak.

To: Dewa Angin
Impianku adalah bahagia bersama mama, papa, kakak, Kak Rendi, dan my lovely friends.

Kenapa namanya seperti namaku, dan kemudian laki-laki itu segera melihat sekeliling toko buku.

”Hei, gadis bernilai lima puluh, dewa angin mana ada di toko buku, dasar bodoh”, laki-laki itu lamgsung mendekati seorang perempuan yang diyakininya sebagai sumber pesawat itu berasal.

Perempuan itu menatap ke arah sumber suara. Jantungnya kembali berdetak dengan cepatnya. Kenapa hal semacam ini bisa terjadi.

”sepertinya pilotnya bodoh, seharusnya mendarat di istana dewa angin kak, dimana pesawatnya mendarat kak?”, Nisa langsung menjawab dengan begitu polos.

”Tepat di pulau lima jari kaki, bilang sama pilotnya jangan pernah main-main lagi, oke!!” anak ini sudah kuliah kedokteran masih saja bodoh.

Jelas saja muka Nisa sedari tadi sangat merah. Terang saja jelas-jelas di kertas itu ada tulisan Kak Rendi. Ini pertemuan yang merupakan suatu anugrah atau musibahkah.

”Sepuluh kapal pesiar terindah sepanjang masa, ngapain kamu baca buku ini”, Kak rendi langsung mengomentari buku yang Nisa baca.

”Ehmm, nanti kalau ternyata aku ditakdirkan jadi oarang kaya, aku ingin sekali saja keliling Eropa dengan menggunakan kapal pesiar”, Nisa kembali menjawab begitu polosnya.

”Gak bakal jadi kenyataan, sini bukunya, aku yang belikan, ntar malam kamu tarok do bawah kepala maka kamu akan naik kapal pesiar dalam mimpi atau kamu sampaikan saja pada dewa angin”, Tampak sekali laki-laki itu menertawakan gadis bodoh bernilai lima puluh.



Ini adalah kali kedua aku diantar Kak Rendi pulang ke kosan. Tak disangka setelah kejadian nenek yang konstipasi tiga bulan yang lalu aku masih bisa bertemu Kak Rendi.

”Kak, nenek apa kabar?”, Nisa seolah ingin memutar ingatan kak rendi pada kejadian tiga bulan yang lalu.

”Nenek, sekarang jauh lebih sehat dan kuat, dia lebih sering makan sayur dan rajin berolahraga, nenek sering mengulang-ulang cerita itu setiap keluarga mengunjunginya. Namamu dikenal di keluargaku”, kak Rendi bercerita dengan sangat antusias.

”Baiklah, lolos seleksi keluarga, hehehehe...”, Nisa berceletuk kegirangan namun Al sama sekali tidak mengerti maksud tertawa perempuan itu.

”Nia, apa kamu percaya kepada dewa angin?” Al kembali mengungkit mengenai dewa angin.

”Apakah kakak pernah dengar sesuatu yang kita yakinkan akan menjadi nyata nantinya. Dalam kehidupan nyata dewa angin nyata, namun dengan menerbangkan surat seperti itu membuat keyakinan hatiku kuat dan berusaha untuk mewujudkan impian itu, apa kakak ingin mencobanya”, Nisa dengan penuh keyakinan menjelaskan tentang ilmu dewa angin.

”Benarkah?”, Al sedikit ragu.

”Kakak, berhenti di sini”, tepat di bawah sbuah jembatan penyebrangan.

”Ngapain kita naik jembatan ini?” Al mulai bertanya setelah tadi hanya mengikuti langkah kaki Nisa.

”Menerbangkan impian kakak kepada dewa angin, ayo kak, di atas jembatan penyebrangan ini sambil memejamkan mata terbangkanlah impian kakak kepada dewa angin.”, Nisa kembali memantapkan hati Al.

eNtah kenapa Al percaya dan mengikuti petunjuk Nisa.

To: Dewa Angin
Impianku saat ini bisa mendirikan sebuah pusat dunia anak.

Setelah Al menulis impiannya, ia pun memejamkan mata dan menerbangkan surat pesawat tersebut.

”Gimana, kakak sudah lega kan? Dan mulai hari ini harus berjanji pada diri sendiri akan mewujudkan impian tersebut dan sebentar lagi dewa angin akan memberikan balasan surat itu, bagus atau tidak isi surat tergantung usaha kakak setelah ini, Kak Rendi Semangat!!!!!”, Nisa berteriak meyakinkan Al.

Iya, aku akan berjanji pada diri sendiri Nia, ujar Al dalam hati.

”Nia, apa kamu tahu sejarah Mal keluarga kami yang sekarang bernama Happy Family Mal?” Al memulai pembicaraan.

”Aku hanya tahu sedikit, dulu bernama Suryadinigrat group store satu-satunya mal yang ada di Jambi, namun pada tahun 2002 namanya berganti menjadi Rizal Store yang hanya menjual barang-banrang pecah belah, saat itu beredar isu kebangkrutan namun sepertinya itu tidak benar karena akhirnya pada tahun 2003 berganti nama kembali menjadi Happy Family store yang sepertinya jauh lebih maju dari sebelumnya. Hanya itu yang aku tahu kak karena aku memang jarang sekali berbelanja di sana karena parkirnya susah sekali, kenapa dengan Mal itu sekarang?” Nisa mencoba menguraikan pendapatnya

”Pada tahun 2002 memang kami hampir gulung tikar namun berkat usaha almarhum ayah mal kami mampu mengatasi kebuntuan dana yang terjadi makanya setahun berikutnya kami berhasil membuka yang lebih baik lagi. Kehancuran kembali terjadi setelah ayah meninggal, perusahaan kembali mengalami kebangrutan dan sepertinya Mal benar-benar harus ditutup. Aku diberi tugas oleh abang untuk masalah ini. Jelas saja aku tak mau melepasnya begitu saja. Aku mengajukan ide kepada para pemilik saham untuk mendirikan semacam pusat dunia anak pada gedung tersebut. Mengingat ayah dulu pernah mempunyai impian mendirikan sebuah sekolah. Namun membangun sekolah tentunya membutuhkan modal yang lebih besar. Oleh karena itulah aku berusaha agar ide pusat dunia anak ini disetujui oleh mereka. Namun ada satu pemilik saham yang belum menyetujui dan aku diberi kesempatan seminggu lagi untuk kembali presentasi. Alasannya usaha ini kurang komersil dan tidak menjanjikan”, Al menjelaskan dengan sangat rinci.

”Wahh, bagus sekali kak, pusat dunia anak. Bagaimana konsep yang kakak tawarkan kepada mereka?” Nisa kembali bertanya.

”Aku ingin membangun suatu store khusus untuk anak-anak dan di Jambi belum ada tempat seperti itu. Di tempat itu akan terdapat pusat perbelanjaan pakaian anak, makanan anak, perabotan anak, buku cerita anak, pusat games anak, dan playgroup tempat penitipan anak. Kenapa aku  begitu yakin dengan bisnis ini karena kita tahu bahwa para ibu menyukai sesuatu yang praktis, jika ada satu tempat dimana di sana terdapat semua kebutuhan anaknya maka dia akn memilinh tempat itu untuk berbelanja tentunya. Apalagi tempat itu bisa dijadikan tempat untuk liburan akhir pekan. Secara sederhana nya seperti itulah konsep yang aku tawarkan.” Al kembali menjelaskan apa yang ada dipikirannya saat ini.

”Bagus sekali ide kakak, bagaimana kalau games anaknya kita beri nama ”I Want to be the best”. Nanti sebelumnya kita survey apa saja cita-cita anak masa kini. Bisa ambil contohnya, dokter, pilot, polisi, presiden, bintang film, model, scientist atau yang lainnya. Kita buatlah suatu permainan dimana aktornya adalah mereka sendiri. Tujuan games ini agar Sejak kecil anak anak mendapatkan informasi mengenai cita-cita yang mereka inginkan. Kita buat beberapa level dan satu level dengan durasi tertentu. Setiap level ada beberapa masalah yang harus diselesaikan anak tentunya, jika berhasil mereka bisa menuju ke level berikutnya dan jika gagal mereka harus kembali mengulang level tersebut dengan profesi yang sama. Setiap akhir games masing-masing anak mempunyai nilai, sama seperti games lain, bad, good, very good, dan excelent, dan yang paling tertinggi adalah You’re the best.  Sebagai tambahan, pada akhir games  kita beritahu kesalahan mereka masing-masing dan memberikan beberapa cara agar mereka berhasil. Bagi anak yang berusia di bawah enam tahun bisa bermain bersama orang tua masing-masing sehingga ini bisa menjadi pelajaran bagi para ibu dan ayah. Nia yakin satu anak yang sudah lulus hingga akhir level akan mencoba games profesi lain ataupun kembali bermain dalam profesi yang sama untuk  mendapat nilai you’re the best. Atau mereka yang sudah bosan dengan profesi yang sama Namur Belum tamat hingga akhir level akan dapat beralih ke profesi lain. Dengan games ini secara tidak langsung anak akan tahu profesi terbaik untuk mereka dengan berbagai kegiatan dan usa-usaha yang harus mereka tempuh. Selama ini kita terbiasa mengetahui Bakau anak hanya melalui suatu tes berupa pertanyaan-pertanyaan. Kenapa kita tidak mebuat suatu games dimana anak tersebut mencoba langsung semua profesi dan memilih yang terbaik yang mereka merasa Sangat nyaman di dalamnya dengan mendapatkan nilai You’re the best.”, Nia kembali menjelaskan ide kreatifnya dengan panjang lebar.

“Lima puluh, ide kamu bernila seratus. Tapi apa games seperti itu bisa dijalankan? Apa para orang tua menyukai hal semacam ini” Rendi kembali tampak ragu

“Tentu saja, menurut survei di internet,  tingkat pengetahuan masyarakat kita sudah maju kak, apalagi para orang tua sudah mulai resah dengan games komputer yang Sangay melalaikan waktu-anak mereka. Kakak, segala sesuatu itu harus dicoba dengan usa semaksimal mungkin. Kalau kayak belum pernah coba bagaimana bisa tahu. Bukannya tadi sudah disampaikan lepada dewa angin, bukankah ini impian yang kayak tulis tadi”, Nia kembali meyakinkan Rendi.

“Benar juga, bagaimana kalau tempat ini kita namakan Children Fun City?” Rendi semakin tertarik dengan pembicaraan itu.

“Perfect, Children Fun City. Kak, apakah delatan tahun lagi bisa juga dibangun klinik sehat anak di Children Fun City?” Nisa iseng-iseng bertanya.

“Bisa dipertimbangkan, jadi para orang tua tidak perlu pusing lagi jika ada anaknya yang sakit dan yang ingin bermain”, Al akhirnya tertawa dan ini pertama kalinya Nisa melihat Al tersenyum begitu lepasnya.

“Sempurna, jika begitu, aku ingin mengambil spesialis anak dan setelah itu bisa bekerja di perusahaan milik suamiku, hehehehe”, Nisa kembali berceletuk dengan polosnya

“Dasar lima puluh bodoh”, Al kembali tertawa mendengar ocehan Nisa.

Jadi, mulai hari ini berjanji pada diri sendiri untuk berusaha membangun Children Fun City, oke kakak!!!”, Nisa kembali menyemangati rendi

“Iya, untuk tahap pertama aku aka...n membuat ulang presentasi proyek ini untuk minggu depan”, terima kasih ya Nia”, Laki-laki itu menatap Nisa dengan tajamnya.

Nisa kembali menulis sesuatu di kertasnya.

To: Dewa Angin
Impianku adalah agar impian Kak Rendi menjadi kenyataan. Impianku yang tadi bisa dewa tunda terlebih dahulu.

Kemudian Al langsung mengambil kertas itu dan mencoret kalimat terakhir menjadi Semoga impian kami bisa menjadi kenyataan.

”Impianmu juga harus menjadi kenyataan Nia, bukan hanya yang telah ditulis, tetapi juga impian kamu berikutnya. Ayo, kita berjanji pada diri sendiri untuk mewujudkan setiap impian menjadi kenyataan.” Rendi kemudian menutup mata nya.
 




to be continued part three...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar